JAKARTA - Upaya nyata pemerataan akses energi terus diwujudkan oleh Pemerintah bersama PT PLN (Persero) melalui program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) gratis. Mendekati peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, program ini menjadi simbol nyata dari komitmen negara menghadirkan listrik berkeadilan untuk seluruh masyarakat, terutama di wilayah pelosok.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Bahlil Lahadalia bersama jajaran Dirjen Ketenagalistrikan serta Direksi PLN meninjau langsung pelaksanaan program BPBL di Desa Cabean, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Turut hadir Direktur Retail dan Niaga, Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem, serta General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta (PLN UID JTY).
Kunjungan ini memperlihatkan komitmen penuh dari Kementerian ESDM dan PLN untuk memastikan bahwa setiap bantuan yang diberikan tepat sasaran dan memberi dampak langsung terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Rasa Syukur Warga: Kini Tidak Lagi Menumpang Listrik
Program BPBL merupakan hasil sinergi antara Kementerian ESDM dan PLN, yang menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Tujuannya sederhana namun berdampak besar—mewujudkan keadilan energi melalui pemasangan listrik mandiri bagi warga tidak mampu.
Dalam tiga tahun terakhir, sejak 2022 hingga 2024, tercatat sebanyak 367.212 rumah tangga telah menerima manfaat dari program ini. Khusus di Provinsi Jawa Tengah, lebih dari 18.000 warga, termasuk 306 keluarga dari Kabupaten Blora, telah mendapatkan sambungan listrik baru secara gratis pada tahun 2024.
Salah satu penerima bantuan, Ahmad, warga Desa Cabean, menyampaikan rasa leganya karena kini tidak lagi bergantung pada sambungan listrik dari rumah orang tuanya.
“Kami saat ini merasa sangat nyaman, sudah dapat listrik secara mandiri, sangat melegakan di hati. Terima kasih kepada Pemerintah dan PLN,” ujarnya penuh syukur.
Tidak hanya menyambung listrik, bantuan yang diterima penerima BPBL tahun ini mencakup 3 titik lampu, 3 buah lampu LED, instalasi listrik rumah, pemeriksaan dan pengujian SLO (Sertifikat Laik Operasi), biaya penyambungan daya 900 VA, serta token perdana senilai Rp100.000.
Direktur Retail dan Niaga PLN, Adi Priyanto, menyebutkan bahwa skema bantuan ini dirancang untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan langsung bagi penerima. Setiap komponen bantuan memperhatikan kebutuhan dasar listrik rumah tangga.
Sementara itu, General Manager PLN UID JTY, Sugeng Widodo, turut menyampaikan apresiasinya atas sinergi yang berhasil dijalin dengan berbagai pihak.
“Kami alhamdulillah telah berhasil melaksanakan amanah ini dengan baik. Semoga dapat menjadi manfaat bagi masyarakat. Terima kasih kepada Kementerian ESDM, Gubernur Jawa Tengah dan DIY, serta kepala daerah atas kolaborasinya,” jelas Sugeng.
Simbol Kehadiran Negara di Tengah Rakyat
Lebih dari sekadar sambungan listrik, kehadiran BPBL di berbagai daerah menjadi simbol keterlibatan langsung negara dalam menjamin akses infrastruktur dasar bagi seluruh rakyat. Program ini menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam membangun Indonesia dari pinggiran dan memperkuat keadilan sosial.
Pada momen yang sama, Menteri ESDM RI juga turut menyerahkan bantuan sosial berupa paket sembako kepada keluarga penerima BPBL. Bantuan tersebut berasal dari Yayasan Baitul Maal PLN, sebagai bentuk dukungan tambahan bagi masyarakat yang baru menikmati listrik mandiri.
Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi lintas sektor, program BPBL diharapkan terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak wilayah yang belum menikmati aliran listrik secara merata.
Komitmen ini menjadi bagian penting dari upaya menyongsong Indonesia Emas 2045, di mana setiap warga, tanpa terkecuali, mendapatkan hak yang setara atas energi, pembangunan, dan kemajuan.