Bank Syariah Catat Kenaikan Pembiayaan hingga Rp661 Triliun

Senin, 21 Juli 2025 | 08:19:56 WIB
Bank Syariah Catat Kenaikan Pembiayaan hingga Rp661 Triliun

JAKARTA - Di tengah ketidakpastian ekonomi yang masih menyelimuti tahun 2025, industri perbankan syariah justru menunjukkan sinyal kuat pertumbuhan. Sepanjang awal tahun ini, sektor ini berhasil mempertahankan laju ekspansi pembiayaan secara konsisten, mencerminkan tren intermediasi yang tetap bergairah dan optimisme terhadap masa depan keuangan berbasis prinsip syariah.

Pada Januari 2025, pembiayaan perbankan syariah mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 9,77 persen, naik dari Rp582 triliun menjadi mencapai sekitar Rp639 triliun. Angka ini kemudian sempat melambat ke 9,17 persen pada Februari dan 9,2 persen pada Maret, namun kembali meningkat ke level 9,18 persen di Mei 2025 dengan outstanding pembiayaan hampir menyentuh Rp661 triliun.

Saat ini, total aset industri syariah sudah berada di kisaran Rp942–948 triliun, sementara dana pihak ketiga (DPK) terus bertumbuh berada di kisaran Rp730–737 triliun. Rasio pembiayaan terhadap simpanan (FDR) relatif tinggi, antara 88–90 persen, menandakan mobilisasi pembiayaan yang aktif dan efisien dalam menyerap DPK. Sementara itu, rasio profitabilitas seperti ROA stabil di angka 1,9–2,0 persen, dan rasio pencadangan kredit bermasalah (NPF) tetap terkendali di kisaran 2,2–2,3 persen.

Apa yang Membuat Pembiayaan Syariah Tetap Bergairah?

Ada beberapa faktor yang menopang momentum kuat ini:

-Ekspansi Produk dan Diversifikasi Jasa
Industri syariah terus memperluas lini produk pembiayaan, termasuk modal usaha, konsumsi, hingga produk khusus seperti pembiayaan emas. Sebagai contoh, di kuartal pertama 2025, produk pembiayaan emas dari salah satu bank syariah mencatat lonjakan signifikan dari Rp7,2 miliar menjadi lebih dari Rp140 miliar.

-Dorongan Regulasi dan Optimisme Target 2025
Meski Bank Indonesia memangkas proyeksi pertumbuhan pembiayaan syariah menjadi kisaran 8–11 persen untuk tahun ini, hal ini tetap mencerminkan ekspektasi positif di tengah kondisi makro yang menantang. Industri diperkirakan masih memiliki ruang tumbuh, terutama lewat peningkatan literasi dan inovasi produk.

-Kondisi Makro Stabil dan Pemulihan Domestik
Permintaan pembiayaan juga didorong oleh aktivitas ekonomi yang mulai pulih, terutama kebutuhan sektor ritel, mikro, dan UMKM sektor-sektor yang selama ini menjadi fokus utama bank syariah.

-Risiko dan Tantangan yang Perlu Diwaspadai

Meski pertumbuhan cukup menggembirakan, beberapa tantangan tetap menghantui:

-Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah yang Masih Rendah
Tingkat literasi keuangan syariah masih tercatat di kisaran 43 persen, jauh di bawah literasi perbankan konvensional yang mencapai 66 persen. Inklusi syariah bahkan masih berada di kisaran 13 persen, menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat belum terjangkau oleh layanan syariah.

-Relevansi Produk Syariah di Mata Publik
Belum sedikit masyarakat yang masih memiliki persepsi bahwa produk syariah lebih mahal atau sulit diakses. Untuk itu, edukasi publik dan penyederhanaan akses produk menjadi kunci agar pertumbuhan tidak hanya terjadi pada data, tetapi juga dalam penetrasi pasar.

-Sistem Keuangan dan Tantangan Global
Sektor syariah perlu terus memperkuat modal inti, inovasi digital, serta menarik talenta agar memiliki daya saing tinggi. Selain itu, menjaga kualitas portofolio pembiayaan sangat penting agar rasio NPF tetap rendah meskipun volume kredit terus meningkat.

Intisari dan Prospek ke Depan

IndikatorNilai
Pembiayaan YoY Januari 2025+9,77 % → Rp 639 triliun
Pembiayaan YoY Februari–Maretsekitar +9,17 % hingga +9,2 %
YoY Mei 2025+9,18 % → Rp 661 triliun
DPK (Dana Pihak Ketiga)Rp730–737 triliun
Total Aset SyariahRp942–948 triliun
FDR88–90 %
ROA1,9–2,0 %
NPF Gross2,2–2,3 %

Secara keseluruhan, perbankan syariah membuktikan kemampuannya untuk tumbuh dalam kondisi yang penuh tantangan. Walaupun pertumbuhan sempat melambat di awal tahun, momentum Mei menunjukkan bahwa pemulihan terjadi secara bertahap. Dengan transformasi produk, penguatan literasi, dan digitalisasi, sektor ini memiliki peluang besar untuk memperkuat perannya dalam sistem finansial nasional.

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen Pegawai Baru 2025

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:09 WIB

KUR BNI 2025 Solusi Pendanaan Ringan untuk UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:08 WIB

KUR BRI 2025 Menjadi Solusi Modal Usaha Ringan UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:07 WIB

KUR BSI 2025 Solusi Modal Syariah untuk UMKM Indonesia

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:06 WIB

Skema Cicilan KUR BCA 2025 Pinjaman Rp100 Juta

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:05 WIB