Tambang Kaltim Siap Hadapi Fluktuasi Ekspor Batu Bara

Senin, 21 Juli 2025 | 07:24:21 WIB
Tambang Kaltim Siap Hadapi Fluktuasi Ekspor Batu Bara

JAKARTA - Ketidakpastian pasar global kembali mengguncang sektor batu bara, namun perusahaan tambang di Kalimantan Timur tampak tidak gentar. Dengan pengalaman panjang menghadapi naik-turunnya permintaan ekspor, para pelaku industri ini sudah menyiapkan strategi bertahan yang mencakup efisiensi operasional hingga diversifikasi hilirisasi.

Strategi Hadapi Gejolak Pasar

Di tengah tekanan fluktuasi ekspor batu bara yang belakangan mencuat kembali, perusahaan-perusahaan tambang di Kalimantan Timur bergerak cepat mengantisipasi dampaknya. Menurut Daevry Zulkani, Pengelola Izin Usaha Pertambangan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalimantan Timur, perusahaan-perusahaan tersebut tidak hanya mengandalkan pasar tunggal, tetapi sudah terbiasa berpindah-pindah mitra ekspor sesuai kondisi global.

“Misalnya dulu bukan ke China, tapi ke Jepang. Ketika ada jeda atau perubahan pasar, mereka sudah siap. Saat terjadi kekosongan atau penurunan, mereka juga sudah punya langkah antisipasi. Yang paling harus disikapi adalah dampaknya terhadap tenaga kerja,” ujar Daevry.

Langkah yang ditempuh antara lain pengurangan jam kerja karyawan secara sementara guna menekan biaya operasional tanpa melakukan pemutusan hubungan kerja secara masif. Di saat yang sama, perusahaan tambang juga tengah mendorong proyek hilirisasi melalui pengembangan smelter batu bara sebagai solusi jangka menengah dan panjang.

Smelter batu bara menjadi salah satu opsi untuk mengurangi ketergantungan pada ekspor mentah, sehingga nilai tambah dari komoditas tersebut bisa tetap dijaga meski permintaan dari luar negeri mengalami penurunan. Dengan begitu, aktivitas produksi dan distribusi energi tetap berlangsung secara berkesinambungan.

Antisipasi Dampak Sosial dan Ekonomi

Sektor tambang di Kalimantan Timur bukan hanya menjadi sumber penerimaan negara, tapi juga menyerap banyak tenaga kerja lokal. Oleh karena itu, perusahaan tambang sangat berhati-hati dalam menyusun skenario saat terjadi penurunan ekspor, agar tidak menciptakan efek domino terhadap kehidupan sosial masyarakat di sekitar wilayah operasional.

Menurut Daevry, sebagian perusahaan bahkan sudah menyiapkan program tanggung jawab sosial untuk membantu masyarakat yang terdampak apabila pengurangan jam kerja harus dilakukan secara masif.

Ia menambahkan bahwa adaptasi cepat terhadap dinamika pasar dunia sudah menjadi bagian dari strategi operasional perusahaan-perusahaan tambang di Kaltim. “Mereka sudah terbiasa menghadapi dinamika seperti ini. Pasar batu bara sangat tergantung pada situasi geopolitik dan kondisi ekonomi global, jadi mereka tidak boleh lengah,” tegasnya.

Selain itu, pemerintah daerah melalui Dinas ESDM juga terus melakukan koordinasi untuk memantau perkembangan situasi dan memastikan agar kebijakan yang diambil tetap berpihak pada keberlangsungan industri sekaligus melindungi kepentingan tenaga kerja.

Langkah-langkah penyesuaian ini diharapkan bisa memberikan ruang gerak bagi perusahaan untuk tetap bertahan, sekaligus menjaga stabilitas ekonomi regional di Kalimantan Timur.

Terkini

7 Jenis Tabungan BCA, Biaya Admin, dan Bunganya

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB

Alasan Shopee PayLater Tidak Bisa Digunakan dan Solusinya

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB

Asuransi Mobil All Risk: Manfaat, Jenis, dan Keutungannya

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB

10 Makanan Pencegah Kanker, Pasti Dibenci Sel Tumor Ganas!

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB

12 HP Gaming Murah 2025, Andal tanpa Mahal

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB