Transformasi Transportasi Hijau Lewat LRT Jabodebek

Kamis, 17 Juli 2025 | 11:44:30 WIB
Transformasi Transportasi Hijau Lewat LRT Jabodebek

JAKARTA - Cuaca ekstrem sejak Mei 2025 hujan lebat mengejutkan saat seharusnya kemarau bisa jadi alarm situasi iklim yang semakin kritis. Angka-angka faktual menunjukkan: sektor transportasi, khususnya kendaraan pribadi, menjadi salah satu penyumbang emisi besar. Di tengah kondisi ini, LRT Jabodebek muncul sebagai model nyata solusi mobilitas rendah emisi yang dapat diperluas skala nasional sebagai strategi adaptasi perubahan iklim.

Mobilitas Ramah Lingkungan di Tengah Krisis Iklim

Perubahan iklim kini nyata terasa, dan curah hujan tinggi di luar musim merupakan salah satunya. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan anomali ini terjadi karena emisi gas rumah kaca meningkat tinggi akibat bahan bakar fossil serta kendaraan bermotor pribadi. Di kondisi ini, transportasi publik berbasis listrik seperti LRT menjadi satu dari beberapa solusi paling relevan, bukan sekadar alternatif transportasi sehari-hari, tapi juga opsi mitigasi perubahan iklim.

Menurut riset PT Ametis Institut (2024), LRT Jabodebek hanya menghasilkan sekitar 15 gram CO₂e per penumpang per kilometer. Itu berarti emisinya lebih rendah dari mobil listrik (~33 gram), mobil bensin (~31 gram), dan sepeda motor (~37 gram). Artinya, beralih ke LRT bukan hanya soal kemudahan, tapi juga aksi nyata kurangi emisi karbon.

14,5 Juta Perjalanan: Data Kontribusi Lingkungan

Sejak Januari hingga 16 Juli 2025, lebih dari 14,5 juta perjalanan telah dilakukan lewat LRT Jabodebek. Dengan setiap perjalanan hanya menghasilkan 15 gram CO₂e per kilometer, ini berarti telah terhindar emisi karbon signifikan dibanding jika menggunakan moda transportasi pribadi.

Sub Judul: Energi Hijau & Praktik Ramah Lingkungan

Tak hanya soal emisi rendah, LRT Jabodebek memperlihatkan komitmen terhadap keberlanjutan lewat sertifikasi ISO 14001:2015 (Sistem Manajemen Lingkungan). Implementasi nyata termasuk:

PLTS (Panel Surya):

60 kWp di kantor → hemat listrik 15%

33 kWp di klinik Mediska → hemat 10%

Sistem daur ulang air:
Automatic Train Washing Plant (ATWP) menyaring air bekas cuci kereta untuk digunakan kembali, mengurangi kebutuhan air baru.

Fasilitas stasiun eco‑friendly:

Water station gratis

Area parkir sepeda, termasuk penyediaan akses sepeda lipat saat kerja dan sepeda biasa saat akhir pekan

Dampak Sosial-Ekologis Pilihan Transportasi Publik

Executive Vice President LRT Jabodebek, Mochamad Purnomosidi mengatakan, “Dengan memilih transportasi publik, kita bukan hanya mengurangi emisi dan kemacetan, tetapi juga membangun kota yang lebih sehat dan berkelanjutan.” Pilihan ini bisa membentuk perubahan signifikan jika dilakukan kolektif, apalagi mengingat risiko iklim yang semakin intens.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Naik LRT sebagai Pilihan Harian
Mulai biasakan memilih LRT ketimbang kendaraan pribadi—untuk pekerjaan, sekolah, atau belanja mingguan.

Gabungkan dengan Aktivitas Sehat
Bawa sepeda, terutama lipat, ke stasiun dan lanjutkan ke tujuan—kombinasi transportasi publik dan pribadi yang minim jejak karbon.

Tingkatkan Kesadaran Publik
Edukasi orang lain: setiap perjalanan publik berarti pengurangan emisi per orang antara 16–22 gram CO₂e dibanding kendaraan pribadi.

Dukung Kebijakan Berkelanjutan
Dorong peningkatan layanan LRT: perpanjangan jalur, optimasi energi, fasilitas hijau di semua stasiun, dan penerapan tarif yang menarik.

Masa Depan Kota Rendah Emisi

Kejadian cuaca ekstrem sejak awal tahun ini adalah alarm untuk beralih ke gaya hidup rendah emisi. LRT Jabodebek telah membuktikan bahwa transportasi publik bisa memberikan solusi konkret dalam bentuk penurunan emisi karbon, energi hijau, efisiensi sumber daya, sekaligus meningkatkan kualitas udara dan kesehatan masyarakat.

Transformasi mobilitas publik seperti LRT bukan sekadar tren atau proyek infrastruktur—tapi strategi adaptasi iklim jangka panjang. Jika kita mendukung dan menjadikannya pilihan utama, Indonesia bisa bergerak menuju kota metropolitan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan selangkah lebih dekat dalam menghadapi tantangan iklim global.

LRT Jabodebek telah mengambil posisi strategis sebagai pionir mobilitas rendah emisi di Indonesia. Pilihan ringan seperti menaikinya bisa memperkuat aksi mitigasi iklim kita. Kini giliran masyarakat dan pemerintah untuk memperluas momentum dengan menjadikan transportasi publik hijau sebagai arus utama, bukan alternatif semata.

Terkini

Cara Menghitung Tarif Pajak PPH 21 2025

Kamis, 11 September 2025 | 22:49:52 WIB

Kesehatan Mental Adalah: Pentingnya Bagi Kesehatan Tubuh!

Kamis, 11 September 2025 | 22:49:22 WIB

Cara Menabung Emas di Pegadaian: Syarat dan Manfaat

Kamis, 11 September 2025 | 22:49:22 WIB