Pengertian Saham, Ciri, Jenis, Risiko, dan Tips Investasinya

Bru
Kamis, 17 Juli 2025 | 09:03:34 WIB
pengertian saham

Pengertian saham penting diketahui sebelum mulai terjun ke dunia investasi agar lebih siap menghadapi risiko dan peluang yang ada.

Di antara berbagai pilihan instrumen investasi, saham menjadi salah satu yang cukup populer karena potensi keuntungannya yang besar. 

Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika kamu mempelajari lebih dalam tentang saham sebagai langkah awal untuk mulai berinvestasi dan meraih keuntungan.

Namun perlu diingat, meski banyak diminati, investasi jenis ini tetap memiliki risiko tersendiri. Karena itu, sangat penting untuk memahami terlebih dahulu bagaimana mekanisme serta strategi yang tepat dalam menjalankan investasi saham. 

Tak perlu cemas jika kamu masih pemula, karena penjelasan berikut akan memberikan gambaran lengkap yang dibutuhkan untuk mengenal dunia saham lebih dalam.

Di bawah ini akan dijelaskan secara menyeluruh mengenai apa itu saham, termasuk karakteristiknya, jenis-jenis yang ada, potensi risiko yang harus dipahami, hingga beberapa kiat praktis yang bisa diterapkan oleh investor pemula dalam memulai investasi saham mereka.

Dengan memahami pengertian saham, kamu akan lebih siap menghadapi dinamika pasar modal dan bisa mengelola investasi dengan lebih bijak dan percaya diri.

Pengertian Saham

Pengertian saham merujuk pada salah satu jenis instrumen keuangan di pasar modal yang saat ini banyak diminati. 

Saham, yang kerap disebut juga sebagai efek atau stock, merupakan surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan atas suatu perusahaan atau badan usaha. 

Dalam konteks ini, saham mencerminkan bentuk partisipasi modal dari individu atau entitas tertentu dalam suatu perusahaan berbentuk perseroan terbatas. 

Dengan memberikan kontribusi modal, pemegang saham berhak atas bagian dari laba perusahaan, kepemilikan terhadap aset, serta hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1 Ayat 5, efek didefinisikan sebagai surat berharga yang mencakup surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, unit penyertaan dalam kontrak investasi kolektif, bukti utang, kontrak berjangka atas efek, serta segala bentuk turunan dari efek itu sendiri.

Di sisi lain, saham juga dapat dimaknai sebagai nilai yang melekat pada suatu entitas berbadan hukum seperti Perseroan Terbatas atau Emiten, yang mewakili kepemilikan pemegang saham terhadap perusahaan tersebut. 

Dengan membeli saham dari sebuah perusahaan, seseorang secara otomatis memiliki bagian dari perusahaan tersebut dan dianggap sebagai salah satu pemilik atau pihak yang berwenang di dalamnya.

Agar pemahaman semakin utuh, berikut ini disampaikan pula beberapa definisi saham menurut pendapat para ahli.

Sri Hermuningsih (2012: 78)

Menurutnya, salah satu jenis surat berharga yang digunakan dalam aktivitas pasar modal adalah instrumen yang menunjukkan kepemilikan. 

Instrumen ini mencerminkan partisipasi modal dari individu atau lembaga pada sebuah perusahaan atau badan usaha berbentuk perseroan terbatas.

Irham Fahmi (2012: 81)

Ia mengartikan bahwa surat fisik ini menjadi bukti kepemilikan modal dalam sebuah perusahaan. Di dalamnya tercantum nilai nominal yang pasti, nama perusahaan, serta hak dan kewajiban yang melekat pada setiap pemiliknya.

Martalena dan Maya Malinda (2011: 55)

Menurut pandangan mereka, instrumen ini termasuk salah satu produk di sektor keuangan yang sangat diminati. Bagi perusahaan, menerbitkannya bisa menjadi opsi dalam hal pendanaan. 

Sedangkan bagi investor, instrumen ini menarik karena potensi imbal hasil yang ditawarkan cukup menguntungkan.

Taufik Hidayat (2010: 97)

Ia menyebut bahwa instrumen ini menandakan adanya peran serta atau kepemilikan seseorang maupun organisasi terhadap sebuah entitas usaha. 

Pihak yang memegangnya disebut pemilik atau pemegang instrumen, dan status kepemilikannya akan berakhir saat dialihkan kepada pihak lain melalui transaksi.

Istijanto Oei (2009: 13)

Menurut pendapatnya, instrumen tersebut menjadi bukti kepemilikan atas suatu perusahaan bagi individu maupun badan. Oleh karena itu, untuk dapat menguasai bagian dari suatu perusahaan, seseorang perlu terlebih dahulu membelinya.

M. Paulus Situmorang (2008: 45)

Ia mengungkapkan bahwa surat ini menunjukkan partisipasi modal pada sebuah perusahaan dalam bentuk perseroan terbatas, yang dapat memberikan sejumlah manfaat kepada pemegangnya. 

Manfaat tersebut mencakup pembagian keuntungan perusahaan atau dividen, serta keuntungan dari selisih nilai beli dan jual. 

Menurutnya, dari kepemilikan ini juga timbul pengaruh berupa kekuasaan, rasa bangga, dan terutama hak suara dalam pengambilan keputusan perusahaan.

Ciri-ciri Investasi Saham

Saham yang Bergerak Berlawanan dengan Pergerakan Indeks

Salah satu indikator saham potensial bisa terlihat dari perilakunya yang tidak mengikuti tren penurunan indeks. Maksudnya, ketika indeks pasar sedang melemah, saham-saham ini hanya mengalami penurunan ringan, stagnan, atau bahkan tetap naik. 

Saham seperti ini patut dipertimbangkan, terutama jika memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, karena berpotensi tetap tangguh di tengah kondisi pasar yang kurang mendukung.

Saham dengan Harga Penutupan Lebih Tinggi dari Harga Pembukaan

Jenis saham seperti ini menunjukkan adanya tekanan beli yang kuat dalam satu hari perdagangan.

Jika dalam satu sesi perdagangan harga penutupan lebih tinggi dari pembukaan, ini menandakan potensi pergerakan harga naik yang bisa berlanjut ke hari berikutnya. 

Biasanya saham semacam ini bisa naik lebih dari 5%, namun tidak melebihi 10%. Jika kenaikannya terlalu tajam, justru dapat menimbulkan risiko koreksi yang tidak kecil.

Saham yang Mengalami Penurunan Drastis

Saham yang jatuh tajam tanpa sebab yang jelas justru sering kali menarik perhatian pelaku pasar. 

Penurunan tersebut tidak diiringi berita negatif, namun tiba-tiba muncul transaksi besar dengan volume tinggi yang tidak langsung berdampak signifikan pada harga. 

Jenis saham ini dianggap punya potensi besar untuk memberikan imbal hasil tinggi, bahkan bisa mencapai lebih dari dua kali lipat.

Memperhatikan Nilai Nominal

Dalam memulai investasi, penting juga untuk melihat aspek nilai nominal suatu saham. Nilai nominal merupakan angka yang tercantum pada saham dan diperoleh dari pembagian total modal perusahaan dengan jumlah saham yang beredar. 

Nilai ini bukan hanya relevan untuk kebutuhan akuntansi dan aspek legal, tetapi juga menjadi acuan dalam menentukan modal yang harus dicantumkan dalam laporan keuangan perusahaan.

Nilai Wajar dari Saham

Investor juga perlu mempertimbangkan seberapa wajar harga saham yang diperdagangkan. Nilai wajar ini dihitung berdasarkan analisis pasar terhadap kondisi perusahaan di sektor industrinya masing-masing. 

Untuk menentukannya, bisa digunakan berbagai pendekatan seperti rasio harga terhadap laba (PER), pertumbuhan laba bersih, rasio harga terhadap nilai buku (PBV), dan metode lainnya yang lazim digunakan di pasar modal.

Menilai Berdasarkan Harga Pasar

Ciri lainnya bisa dilihat dari harga pasar saham tersebut. Nilai pasar adalah harga saham saat ini yang terbentuk di bursa. 

Jika saham tersebut banyak diminati, maka harga pasarnya cenderung tinggi, sedangkan jika kurang diminati, maka harganya bisa turun. 

Perubahan harga pasar sangat tergantung pada interaksi antara jumlah permintaan dan penawaran atas saham tersebut di pasar.

Jenis-jenis Saham

Setelah memahami definisi serta ciri-ciri dari saham, langkah selanjutnya adalah mengenal ragam jenis saham yang tersedia. 

Pengetahuan ini penting sebagai bekal sebelum memutuskan untuk mulai menanamkan dana dalam bentuk kepemilikan di perusahaan. Berikut ini beberapa tipe saham yang sebaiknya diketahui terlebih dahulu:

Saham Tipe Umum

Jenis ini merupakan bentuk saham yang menandakan kepemilikan sesungguhnya terhadap suatu perusahaan. 

Pemilik saham tipe ini akan menerima keuntungan secara proporsional, namun juga harus siap menghadapi risiko ketika kondisi perusahaan tidak stabil. 

Jika kinerja perusahaan menurun, maka dividen bisa saja tidak diberikan kepada pemegang saham ini. 

Sebaliknya, jika perusahaan mencatatkan keuntungan, pemegang saham umum berpeluang menerima pembagian dividen yang besar, bahkan dapat memperoleh laba tambahan dari kenaikan nilai saham.

Selain itu, pemilik saham jenis ini memiliki hak untuk memberikan suara dalam rapat pemegang saham, termasuk ikut serta dalam pengambilan keputusan penting perusahaan. 

Dalam kondisi pembubaran perusahaan, mereka juga berhak atas sisa aset perusahaan, setelah kewajiban terhadap saham jenis prioritas diselesaikan terlebih dahulu.

Saham Prioritas

Jenis saham ini menawarkan keunggulan tersendiri bagi para pemiliknya, terutama dalam hal prioritas pembagian dividen yang lebih tinggi dibandingkan saham tipe umum.

Saham prioritas memiliki beberapa karakteristik khusus yang membedakannya dan sering kali menjadi pilihan bagi mereka yang menginginkan kestabilan imbal hasil dari investasi. Beberapa ciri yang menonjol dari saham ini antara lain:

  • Tersedia dalam beberapa tingkatan, dan masing-masing tingkatan dapat memiliki ketentuan atau karakteristik yang berbeda-beda.
  • Dalam hal pembagian pendapatan dan aset, pemilik saham prioritas berada pada posisi lebih diutamakan dibanding pemegang saham tipe umum.
  • Apabila terdapat dividen yang belum terbayarkan dari periode sebelumnya (dikenal dengan istilah dividen kumulatif), maka dividen tersebut tetap dapat diterima di periode berjalan sebelum pembagian dilakukan kepada jenis saham lain.

Saham ini juga dapat ditransformasikan menjadi saham tipe umum apabila terdapat kesepakatan antara pemegang saham dan entitas penerbit saham tersebut.

Risiko Investasi Saham

Selain berpotensi memberikan hasil yang menguntungkan, berinvestasi melalui kepemilikan saham juga menyimpan sejumlah tantangan dan risiko, terutama jika investor kurang cermat dalam memilih instrumen atau strategi yang digunakan. 

Salah satu kemungkinan terburuk adalah ketika sebuah perusahaan tempat saham ditanamkan mengalami pembubaran atau bangkrut. 

Dalam kondisi tersebut, pemegang saham hanya memiliki hak terhadap sisa aset perusahaan setelah seluruh kewajiban perusahaan dilunasi. Jika tidak ada sisa yang tersedia, maka investor tidak akan menerima pengembalian apa pun.

Berikut ini beberapa risiko utama yang perlu diketahui sebelum memutuskan untuk menanamkan modal di instrumen saham:

Penurunan Nilai Investasi (Capital Loss)

Salah satu risiko umum adalah ketika investor terpaksa menjual saham di harga lebih rendah dibandingkan harga beli sebelumnya. 

Hal ini bisa terjadi jika nilai saham yang dimiliki terus menurun dan tidak menunjukkan pemulihan dalam jangka waktu tertentu, sehingga menjualnya menjadi satu-satunya opsi, meskipun berarti mengalami kerugian.

Masalah Likuiditas

Risiko ini muncul apabila perusahaan penerbit saham dinyatakan bangkrut oleh pihak berwenang atau mengalami pembubaran. 

Dalam situasi ini, pemegang saham hanya akan mendapatkan bagian setelah seluruh utang dan kewajiban perusahaan dilunasi. Apabila tidak ada aset tersisa, maka investor tidak akan mendapatkan imbal hasil sama sekali dari proses likuidasi tersebut.

Penghapusan Saham dari Bursa (Delisting)

Ada pula kemungkinan saham yang dimiliki tidak lagi tercatat di pasar modal. 

Ketika suatu saham dikeluarkan dari daftar perdagangan bursa, investor kehilangan kesempatan untuk memperjualbelikannya secara umum, yang tentu berdampak pada nilai investasinya.

Kerugian Aset Akibat Selisih Harga

Risiko lain adalah kehilangan nilai aset akibat selisih harga beli dan jual yang besar. 

Jika seorang investor membeli saham dengan harga tinggi tetapi kemudian harus menjualnya di harga jauh lebih rendah, maka selisih tersebut dapat menyebabkan kerugian yang cukup signifikan.

Tips Cara Melakukan Investasi Saham

Jika kamu merasa telah memahami konsep saham dengan cukup baik, maka saatnya mulai mencoba menanamkan modal di instrumen ini. 

Ada beberapa langkah strategis yang dapat kamu terapkan agar aktivitas investasi saham yang dijalankan bisa mendatangkan keuntungan serta membantu mengurangi potensi risiko. Berikut adalah beberapa panduan yang bisa dijadikan acuan:

Amati Portofolio Reksadana Saham

Bagi pemula, langkah paling sederhana untuk memulai adalah dengan melihat jenis saham yang digunakan oleh manajer investasi dalam mengelola reksadana saham. 

Kamu bisa menemukan daftar 10 besar saham pada laporan bulanan produk reksadana tersebut. Daftar tersebut bisa dijadikan sebagai referensi awal dalam memilih saham yang layak untuk dibeli.

Fokus pada Saham Perusahaan Terkemuka

Sebagai langkah awal, disarankan untuk memilih saham dari perusahaan besar dan stabil yang telah terdaftar di bursa. Saham dari perusahaan kategori ini dikenal lebih aman dan cenderung stabil dalam memberikan keuntungan. 

Contoh yang bisa dijadikan referensi misalnya dari sektor perbankan atau produk konsumen yang telah lama beroperasi di Indonesia.

Lakukan Diversifikasi Investasi

Untuk mengurangi risiko, penting untuk tidak menempatkan seluruh dana pada satu jenis saham saja. 

Sebaiknya alokasikan dana ke berbagai instrumen atau sektor agar jika terjadi penurunan nilai di salah satu instrumen, kamu masih memiliki cadangan pada instrumen lainnya.

Pilih Investasi dengan Orientasi Jangka Panjang

Hindari mengejar keuntungan secara instan. Menanam saham sebaiknya dilakukan dengan orientasi waktu yang panjang karena pertumbuhan perusahaan membutuhkan proses. 

Dengan kesabaran, potensi keuntungan yang lebih besar akan lebih mungkin diperoleh seiring dengan meningkatnya kinerja perusahaan.

Waspadai Penawaran Trading Jangka Pendek

Hindari tergoda dengan penawaran keuntungan tinggi dalam waktu singkat melalui aktivitas jual beli saham harian atau mingguan. Meskipun terlihat menarik, metode ini berisiko tinggi, khususnya jika kamu belum cukup berpengalaman.

Manfaatkan Momen Saat Harga Saham Turun

Saat harga saham menurun, itu bisa menjadi peluang untuk membeli. Namun, pastikan bahwa perusahaan yang sahamnya akan kamu beli tetap memiliki kondisi keuangan dan operasional yang baik agar tetap berpotensi menguntungkan di masa depan.

Nikmati Proses Investasi Saham

Jangan terlalu stres memantau pergerakan harga setiap waktu. Naik turunnya harga adalah hal biasa dalam dunia saham. Bersikaplah tenang, percayakan pada strategi yang sudah disusun, dan biarkan investasi kamu berjalan sesuai waktunya.

Gunakan Informasi Resmi dan Ikuti RUPS

Keputusan dalam berinvestasi sangat bergantung pada informasi. Pastikan kamu hanya mengandalkan sumber yang terpercaya, seperti informasi resmi dari Bursa Efek Indonesia. 

Di sana kamu bisa mendapatkan akses gratis ke berbagai data penting seperti laporan keuangan, informasi tahunan perusahaan, aksi korporasi, hingga hasil public expose. 

Selain itu, jika kamu memiliki saham suatu perusahaan, ikut serta dalam rapat pemegang saham juga merupakan langkah bijak.

Mulai dengan Dana Terjangkau

Tak perlu menunggu memiliki modal besar untuk memulai. Kamu bisa memulainya dengan nominal kecil dan fokus pada proses pembelajaran terlebih dahulu. 

Hindari ambisi besar di awal, cukup fokus pada pemahaman dan pengalaman agar lebih siap saat ingin meningkatkan jumlah investasi ke depannya.

Sebagai penutup, memahami pengertian saham sejak awal akan membantumu lebih siap menghadapi risiko dan peluang saat mulai menanamkan modal di pasar investasi.

Terkini