JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mempertegas komitmennya untuk menjadi bank paling menguntungkan di Asia Tenggara pada 2030. Salah satu langkah strategis yang baru saja diluncurkan adalah inisiatif budaya kerja bertajuk BRILiaN Way, yang menjadi tonggak transformasi budaya dan penguatan perilaku kerja yang berorientasi pada kinerja.
Inisiatif ini secara resmi dimulai dalam sebuah acara bertajuk Kick-Off BRILiaN Way yang digelar di Menara BRILiaN, Jakarta yang dihadiri oleh Direktur Utama BRI Hery Gunardi, Chief Operating Officer BPI Danantara Dony Oskaria, serta jajaran direksi dan perwakilan dari seluruh unit kerja di Indonesia. Peluncuran ini menjadi penanda seriusnya langkah BRI membangun pondasi budaya yang sejalan dengan target jangka panjang perusahaan.
Hery Gunardi menekankan bahwa BRI, sebagai bank dengan cakupan nasional dan pengalaman panjang, memiliki potensi besar untuk memimpin di tingkat regional. Namun untuk mewujudkan visi itu, diperlukan perubahan pada empat aspek fundamental.
Empat Pilar Transformasi Menuju 2030
BRI mengidentifikasi empat elemen penting sebagai prioritas transformasi.
Pertama, dari sisi pendanaan (funding engine). BRI berupaya memperkuat struktur pendanaan jangka panjang dengan meningkatkan dana murah (CASA) dan menekan biaya dana (cost of fund). Hery menyampaikan bahwa optimalisasi dilakukan dengan cara transformasi CASA retail, memperluas penguasaan ekosistem, dan mengoptimalkan transaksi nasabah.
Langkah kedua menyasar optimalisasi biaya kredit (cost of credit) untuk segmen UMKM. Sebagai sektor yang menjadi kekuatan inti BRI, perbaikan proses bisnis, pengembangan model kerja untuk para mantri, serta penguatan sistem pengawasan risiko dilakukan demi menjaga pertumbuhan yang sehat dan terkendali di sektor tersebut.
Ketiga, BRI juga akan memperkuat identitasnya melalui rebranding sebagai bank universal. Langkah ini ditujukan agar BRI tetap relevan dan inklusif, mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat serta pelaku usaha, tanpa kehilangan keunikan dari nilai-nilai lokal yang sudah melekat.
Keempat, transformasi budaya menjadi pilar penting. Hery menegaskan pentingnya menciptakan budaya kerja yang mendorong produktivitas, daya saing, serta membentuk pemimpin-pemimpin yang mampu nata (menata), nuntun (membimbing), dan nagih (menagih tanggung jawab).
BRILiaN Way: Lima Nilai Utama dalam Bekerja
Dalam proses ini, BRI memperkenalkan BRILiaN Way sebagai landasan budaya kerja baru yang harus dijalankan oleh seluruh insan BRILiaN. Lima nilai utama di dalamnya adalah: Integrity, Collaborative, Accountability, Growth Mindset, dan Customer Focus. Nilai-nilai ini bukan hanya menjadi panduan perilaku, tetapi juga fondasi untuk membentuk karakter organisasi yang adaptif dan berorientasi pada hasil.
Chief Operating Officer BPI Danantara Dony Oskaria menambahkan, kekuatan BRI yang paling mendasar terletak pada luasnya jangkauan layanan dan kehadiran nyata di tengah masyarakat. Dengan lebih dari 7.000 cabang dan lebih dari 1 juta AgenBRILink, BRI telah menjelma menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia.
Namun, menurut Dony, tantangan besar ke depan bukan sekadar pada ekspansi fisik, melainkan bagaimana memahami dan melampaui ekspektasi nasabah yang terus berubah. Transformasi budaya dan proses, dalam hal ini, harus selalu berfokus pada kepuasan dan loyalitas pelanggan.
“Customer atau perusahaan yang sustain adalah yang dapat melayani melampaui ekspektasi customer,” tegasnya.
Transformasi yang dilakukan bukan semata bersifat internal, tetapi juga menjadi kunci keberlanjutan dan daya saing BRI dalam menjawab dinamika industri perbankan yang semakin kompleks.
Dengan peluncuran BRILiaN Way, BRI menandai era baru transformasi budaya yang akan mengiringi perjalanan menuju pencapaian ambisi besar pada 2030. Lima nilai utama yang dijunjung menjadi landasan kuat bagi ribuan pegawai di seluruh Indonesia dalam memberikan pelayanan terbaik, meningkatkan produktivitas, dan mewujudkan visi sebagai bank paling menguntungkan di Asia Tenggara.