JAKARTA - Sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) Indonesia terus mencatat perkembangan signifikan pada tahun 2025. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat total investasi hingga Agustus 2025 mencapai 8,9 miliar dolar AS.
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menegaskan bahwa angka tersebut mencakup seluruh kegiatan di sektor hulu migas, mulai dari operasional, belanja modal, eksplorasi, hingga produksi. Data ini dipaparkan dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR RI di Jakarta, Selasa, 23 September 2025.
Meskipun realisasi investasi hingga Agustus terlihat menjanjikan, target SKK Migas untuk tahun ini masih jauh lebih tinggi. Investasi hulu migas ditargetkan mencapai 16,5–16,9 miliar dolar AS atau setara Rp269,07 triliun.
Realisasi Investasi Eksplorasi Masih Rendah
Djoko menekankan bahwa meskipun total investasi cukup besar, realisasi investasi khusus untuk eksplorasi masih rendah. Dari target 1,5 miliar dolar AS pada 2025, baru sekitar 500 juta dolar AS yang terealisasi hingga Agustus. Sebagai perbandingan, investasi eksplorasi tahun 2024 mencapai 1,3 miliar dolar AS.
Selain nilai investasi, progres pengeboran sumur eksplorasi juga belum mencapai target. Hingga Agustus, baru 18 sumur yang ditajak dari total target 46 sumur, atau sekitar 36,9 persen.
Djoko optimistis, meski saat ini masih di bawah target, outlook hingga akhir tahun bisa mencapai 43 sumur atau sekitar 93,5 persen dari target tahunan. Hal ini menunjukkan potensi hulu migas Indonesia masih cukup besar untuk mendukung ketahanan energi nasional.
Hasil Eksplorasi dan Rasio Keberhasilan
Dari 17 sumur yang telah dianalisis secara menyeluruh, lima sumur berhasil menemukan hidrokarbon atau discovery. Sementara tujuh sumur dinyatakan kering (dry hole), dan lima sumur lain masih dalam proses pelaksanaan.
Rasio keberhasilan eksplorasi saat ini mencapai sekitar 42 persen, dengan total sumber daya dari lima discovery mencapai 21 juta barel setara minyak (MMBOE). Djoko menegaskan bahwa angka ini menunjukkan efektivitas program eksplorasi meskipun jumlah sumur yang terealisasi belum memenuhi target.
Investasi eksplorasi yang rendah saat ini, menurut Djoko, menjadi tantangan tersendiri bagi pengembangan sektor hulu migas. Pihaknya akan terus mendorong percepatan pelaksanaan pengeboran sumur baru agar target tahun 2025 bisa lebih dekat dengan rencana awal.
Proyeksi dan Strategi hingga Akhir Tahun
SKK Migas memperkirakan, dengan berbagai strategi percepatan, realisasi investasi eksplorasi hingga akhir tahun dapat meningkat secara signifikan. Selain itu, fokus juga diberikan pada efisiensi operasional dan optimalisasi belanja modal untuk mendukung produksi migas nasional.
Djoko menyebut bahwa investasi hulu migas tidak hanya berdampak pada produksi, tetapi juga memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan penerimaan negara dari sektor migas.
Selain itu, realisasi investasi operasional dan belanja modal yang telah dicapai akan membantu menjaga stabilitas pasokan minyak dan gas di dalam negeri. Dengan kondisi pasar global yang fluktuatif, efisiensi dalam penggunaan investasi menjadi salah satu kunci keberhasilan sektor ini.
Dampak terhadap Ketahanan Energi Nasional
Dengan total investasi 8,9 miliar dolar AS hingga Agustus, sektor hulu migas diharapkan mampu mendukung ketahanan energi nasional. Djoko menekankan bahwa pengembangan sumur eksplorasi baru menjadi salah satu upaya strategis untuk menemukan cadangan baru yang dapat mengamankan pasokan energi jangka panjang.
Selain itu, keberhasilan eksplorasi juga membuka peluang untuk investasi lanjutan dari perusahaan nasional dan multinasional. Hal ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai negara produsen minyak dan gas yang kompetitif di kawasan Asia Tenggara.
Tantangan dan Harapan
Meski realisasi investasi dan sumur eksplorasi masih di bawah target, optimisme tetap dijaga. SKK Migas akan terus mendorong percepatan proyek-proyek hulu migas, termasuk pembebasan lahan, perizinan, dan koordinasi dengan pemangku kepentingan.
Djoko menegaskan bahwa pengelolaan investasi hulu migas harus tetap memperhatikan aspek keberlanjutan dan lingkungan. Peningkatan rasio keberhasilan eksplorasi, efisiensi biaya, dan pemanfaatan teknologi modern menjadi fokus utama untuk mencapai target nasional 2025.
Dengan kerja sama antara pemerintah, kontraktor, dan investor, diharapkan akhir tahun ini sektor hulu migas dapat merealisasikan sebagian besar targetnya, sekaligus memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional dan ketahanan energi.