JAKARTA - Penyaluran kredit secara digital oleh perbankan nasional semakin menggeliat. Sejumlah bank besar seperti PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI), PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN), dan PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) agresif mengembangkan layanan digital mereka demi memperluas akses pembiayaan dan mempercepat proses kredit.
PT Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi salah satu pelopor dalam peningkatan pembiayaan berbasis digital. Di sepanjang 2024, BSI mencatat pertumbuhan baki debet pembiayaan digital mencapai 221% YoY menjadi Rp 2,7 triliun, dan pencairan naik 298% YoY menjadi Rp 4,5 triliun.
Untuk 2025, BSI menargetkan pertumbuhan baki debet sebesar 106% menjadi Rp 5,6 triliun, dan pencairan pembiayaan ditargetkan naik 206% menjadi Rp 13,8 triliun.
"Tentunya dengan tetap mengedepankan keamanan dan kenyamanan nasabah untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan digital dari BSI," ujar Anton Sukarna, Direktur Penjualan & Distribusi BSI.
BSI juga mengembangkan aplikasi superApps BYOND by BSI yang memungkinkan nasabah mengakses produk seperti cicil emas online, mitraguna online, gadai emas, hingga pembiayaan kendaraan BSI OTO. Ke depan, BSI juga berencana menambahkan layanan digital untuk pembiayaan rumah (Griya) serta transaksi menggunakan Hasanah Card.
Sementara itu, Bank BTN juga mencatatkan peningkatan signifikan dalam pengajuan kredit digital melalui aplikasi bale' by BTN. Hingga Januari 2025, pertumbuhan pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) digital naik 50% YoY.
“Pertumbuhan ini mencerminkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap kemudahan dan efisiensi layanan kredit digital BTN,” ungkap Thomas Wahyudi, SEVP Digital Business BTN.
BTN menargetkan pertumbuhan pengajuan KPR digital mencapai 25–30% YoY di tahun 2025, dengan strategi digitalisasi menyeluruh, perluasan kanal lewat super apps, dan penguatan kolaborasi dengan ekosistem digital properti serta penyedia layanan keuangan lainnya.
Produk-produk kredit digital yang ditawarkan BTN meliputi KPR subsidi dan non-subsidi, Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), Kredit Usaha Rakyat (KUR), hingga Kredit Agunan Rumah (KAR).
Dari sisi bank swasta, BCA juga tidak ketinggalan dalam memaksimalkan kanal digital. Melalui aplikasi myBCA, nasabah dapat mengakses layanan seperti Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), Kartu Kredit BCA, Paylater, dan pengajuan KPR online.
“Ditopang oleh likuiditas yang memadai serta prospek ekonomi Indonesia yang positif, kami berkomitmen menjaga pertumbuhan kredit berkualitas secara berkelanjutan,” ujar Hera F Haryn, EVP Corporate and Social Responsibility BCA.
Per Desember 2024, total kredit BCA tumbuh 13,8% menjadi Rp 922 triliun, sebagian ditopang oleh penyaluran kredit berbasis digital yang semakin diminati nasabah.
Dengan strategi digitalisasi menyeluruh dan dukungan teknologi, ketiga bank ini menunjukkan bahwa transformasi digital bukan sekadar tren, tetapi menjadi tulang punggung pertumbuhan bisnis pembiayaan di era modern. Optimalisasi aplikasi dan platform digital diyakini akan menjadi kunci untuk menjangkau lebih banyak masyarakat dan memperluas inklusi keuangan nasional.