JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Ponorogo serius mengejar percepatan pembangunan infrastruktur untuk menjawab keluhan masyarakat mengenai kondisi jalan rusak yang kerap menghambat aktivitas sehari-hari. Melalui upaya ini, Pemkab Ponorogo menargetkan perbaikan dan pembangunan sejumlah infrastruktur penting dalam beberapa tahun ke depan.
Usulan Anggaran Rp253 Miliar untuk Pembangunan Jalan dan Jembatan
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPKP) Ponorogo, Jamus Kunto, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengajukan anggaran sebesar Rp253 miliar untuk program pembangunan infrastruktur pada periode 2026 hingga 2029. Dana tersebut akan digunakan untuk perbaikan jalan dan jembatan sepanjang 102,30 kilometer yang tersebar di berbagai titik di Ponorogo.
"Anggaran ini akan dialokasikan untuk perbaikan jalan dan jembatan di beberapa wilayah, dengan total panjang jalan yang akan diperbaiki mencapai 102,30 kilometer selama lima tahun ke depan," ujar Jamus Kunto.
Menurut rincian anggaran yang diusulkan, pada tahun 2026, sebanyak 16 titik jalan dan 2 jembatan akan diperbaiki dengan alokasi dana sebesar Rp59,75 miliar. Sementara itu, pada tahun 2027, akan dilakukan perbaikan di 25 titik jalan dan 3 jembatan dengan dana sebesar Rp70,10 miliar. Pada tahun 2028, perbaikan jalan dan jembatan di 18 titik jalan dan 9 jembatan akan memerlukan anggaran Rp73,05 miliar, dan pada 2029, sebanyak 15 titik jalan serta 7 jembatan akan diperbaiki dengan anggaran Rp50,40 miliar.
Proyek Prioritas di Tahun 2025
Pada tahun 2025, Pemkab Ponorogo sudah merencanakan sejumlah proyek infrastruktur, di antaranya pembangunan Jalan Gajah Mada yang menjadi prioritas utama. Proyek lainnya yang juga akan segera dimulai adalah Jalan Jarakan-Kalibening, Pulung-Pudak, dan Jeruksing-Jabung, dengan total anggaran sebesar Rp26,7 miliar.
Namun, Kepala Dinas PUPKP juga menyoroti adanya masalah terkait daya tahan jalan yang sering kali terganggu akibat penggunaan jalan yang tidak terkontrol, terutama oleh truk tambang dan kendaraan bermuatan berlebih. Hal ini menjadi salah satu penyebab utama kerusakan jalan meski pengaspalan seharusnya dapat bertahan 8 hingga 10 tahun.
"Contohnya Jalan Mlilir-Semanding-Janti yang dibangun pada tahun 2022, kini rusak kembali pada tahun 2025. Sementara itu, jalan yang tidak dilewati truk ODOL tetap bertahan dengan baik hingga sekarang," ungkap Jamus Kunto.
Bupati Sugiri Sancoko Dorong Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, mendukung penuh upaya percepatan pembangunan infrastruktur ini sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Ponorogo untuk tahun 2025-2029. Bahkan, Bupati Sugiri mengusulkan agar beberapa proyek yang direncanakan untuk tahun 2027 dan 2028 dapat dipercepat pengerjaannya pada tahun 2025 hingga 2026.
"Saya ingin ada skema ‘atraksi’ agar pembangunan yang semula diproyeksikan untuk tahun 2027 dan 2028 bisa mulai digarap di tahun 2025 hingga 2026. Kita harus mencari solusi bersama agar target pembangunan infrastruktur bisa tercapai lebih cepat," ujar Bupati Sugiri.
Bupati juga menekankan pentingnya selektivitas dalam memilih kontraktor yang akan mengerjakan proyek pembangunan tersebut. Menurutnya, kontraktor yang dipilih harus memiliki rekam jejak yang baik, agar kualitas dan ketepatan waktu pengerjaan proyek dapat terjamin.
"Jangan sampai proyek dikerjakan oleh kontraktor ‘asal-asalan’ yang kurang bertanggung jawab. Kami ingin proyek ini berjalan dengan baik dan memberikan manfaat maksimal untuk masyarakat Ponorogo," tegas Bupati Sugiri.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Pemkab Ponorogo berharap dapat memenuhi harapan masyarakat dan meningkatkan kualitas infrastruktur yang mendukung mobilitas dan perekonomian di daerah tersebut.