Saham

Green Power Group Targetkan Akuisisi 45 Persen Saham di Perusahaan Tambang Nikel Indonesia

Green Power Group Targetkan Akuisisi 45 Persen Saham di Perusahaan Tambang Nikel Indonesia
Green Power Group Targetkan Akuisisi 45 Persen Saham di Perusahaan Tambang Nikel Indonesia

JAKARTA - Green Power Group (LABA), perusahaan terkemuka dalam sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), mengumumkan rencananya untuk mengakuisisi 189 ribu lembar atau 45 persen saham di Gotion Indonesia Material, perusahaan pemegang Ijin Usaha Pertambangan (IUP) nikel. Langkah strategis ini diambil sebagai bagian dari inisiatif LABA untuk memperluas jangkauan bisnisnya dalam bidang EBT, melalui diversifikasi usaha yang berfokus pada bahan mentah baterai dan teknologi pendukung energinya.

Direktur LABA, William Ong, dengan tegas menyatakan bahwa tujuan utama dari akuisisi ini adalah untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan secara signifikan. “Harapannya akuisisi ini dapat meningkatkan profitabilitas perseroan,” ujarnya.

Meski demikian, William mengklarifikasi bahwa saat ini rencana tersebut masih dalam tahap awal dan baru berbentuk nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani pada 26 Februari 2025. MoU ini melibatkan Neopower Teknologi Indonesia, pemilik dari 45 persen saham Gotion Indonesia Material yang tengah diincar oleh LABA.

Proses akuisisi ini dipastikan akan sejalan dengan mekanisme pasar modal, termasuk di antaranya menunjuk profesi penunjang yang akan bertugas menilai segala aspek transaksi untuk memastikan kelayakan dan kewajaran investasi.

LABA tengah mempersiapkan strategi operasional dengan membentuk beberapa divisi strategis yang akan mendukung suksesnya akuisisi ini. Pertama, divisi material bahan mentah baterai yang akan bertanggung jawab atas pengelolaan tambang nikel, serta perdagangan material baterai lainnya. Divisi ini bertujuan memastikan ketersediaan bahan baku berkualitas yang berkelanjutan untuk mendukung inovasi dan produksi baterai.

Kedua, dibentuknya divisi produk baterai yang akan fokus pada pengemasan baterai, penyimpanan energi, pembuatan cetakan, serta pengembangan produk baru. Divisi ini akan memainkan peran kunci dalam memastikan bahwa LABA mampu menyediakan produk baterai berkualitas tinggi yang sesuai dengan kebutuhan pasar yang dinamis.

Selain itu, untuk merespons permintaan pasar yang terus berkembang terhadap aplikasi baterai dalam berbagai bidang, LABA mendirikan divisi aplikasi baterai. Divisi ini akan berfokus pada pengembangan teknologi baterai untuk kendaraan listrik seperti sepeda motor, kendaraan komersial, kapal, hingga pesawat terbang. Rantai pasokan produk terkait akan dikelola untuk memastikan efisiensi dan ketersediaan yang optimal.

Langkah strategis lainnya yang ditempuh LABA adalah membentuk divisi investasi yang didedikasikan bagi proyek pembangkit listrik tenaga surya, serta teknologi kendaraan listrik seperti truk, bus, dan minibus. Upaya ini menegaskan komitmen LABA dalam mendukung transisi global menuju energi yang lebih berkelanjutan.

Tak hanya itu, pengendali utama LABA, Nev Stored Energy, baru-baru ini juga mendukung langkah ini dengan melakukan gadai saham untuk mendapatkan pendanaan dari S2C Capital Group senilai USD 4 juta. Dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan proyek pembangkit listrik tenaga surya serta pengembangan truk listrik yang dilengkapi dengan sistem tukar baterai.

Sebagai bagian dari rencana ekspansi ini, LABA telah menandatangani kontrak pengadaan untuk memasok 3 ribu unit baterai dengan kapasitas 23,96 KWh serta 1.000 unit baterai berkapasitas 100 MWh. Total nilai kontrak ini diperkirakan mencapai Rp 171,6 miliar, yang menunjukkan tingkat kepercayaan tinggi dari pasar terhadap kapasitas LABA dalam menyediakan teknologi baterai inovatif.

Dengan berbagai inisiatif strategis yang tengah dipersiapkan, Green Power Group optimistis dapat memainkan peran penting dalam pengembangan dan penyebaran teknologi energi terbarukan di Indonesia dan kawasan sekitarnya. Upaya akuisisi saham Gotion Indonesia Material adalah langkah awal yang menegaskan ambisi LABA untuk tumbuh menjadi pemimpin industri dalam sektor energi baru terbarukan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index