JAKARTA - Memiliki rumah adalah impian banyak orang, tetapi tidak semua orang bisa dengan mudah membelinya karena harga properti yang semakin tinggi. Salah satu solusi yang banyak dipilih untuk memiliki rumah adalah dengan menggunakan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). KPR memungkinkan masyarakat untuk mencicil rumah dengan jangka waktu yang lebih panjang dan bunga yang sesuai dengan ketentuan bank.
Namun, meskipun terlihat mudah, mengajukan KPR bukanlah proses yang langsung disetujui begitu saja. Setiap calon debitur perlu memenuhi beberapa persyaratan yang akan dinilai oleh pihak bank. Sebelum mengajukan KPR, ada beberapa hal penting yang perlu dipersiapkan agar prosesnya berjalan lancar dan hasilnya tidak mengecewakan. Direktur INDEF, Tauhid Ahmad, memberikan beberapa tips agar calon debitur bisa lebih siap dalam mengajukan KPR.
Pilih Lokasi Rumah yang Sesuai Kebutuhan
Tauhid menyarankan calon debitur untuk mempertimbangkan dengan matang lokasi rumah yang akan dibeli. Lokasi yang dekat dengan tempat kerja, sekolah, atau fasilitas penting lainnya akan menghemat waktu dan tenaga. "Jangan sampai lokasi rumah terlalu jauh, sehingga membuat Anda, pasangan, atau anak-anak kesulitan untuk menuju tempat kerja atau sekolah," ujarnya. Selain itu, pastikan juga rumah yang akan dibeli terletak di lokasi yang jelas status hukumnya. Jangan sampai membeli rumah yang berada di tanah sengketa atau kawasan yang berpotensi dibebaskan untuk proyek besar di masa depan.
Pastikan Akses Transportasi Umum Tersedia
Transportasi umum menjadi faktor penting yang harus diperhatikan saat memilih lokasi rumah. Tauhid menekankan bahwa rumah yang dekat dengan transportasi umum akan mempermudah akses menuju tempat kerja atau fasilitas lain tanpa harus bergantung pada kendaraan pribadi. "Jika lokasi rumah jauh, pastikan transportasi publik, seperti angkot atau bus, mudah dijangkau. Jika tidak ada akses transportasi umum yang memadai, itu akan sangat merepotkan," kata Tauhid.
Perhitungkan Kemampuan Membayar Cicilan
Sebagai nasabah KPR, Anda akan terikat dengan kewajiban membayar cicilan bulanan selama bertahun-tahun. Karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa pengeluaran bulanan Anda bisa mencakup cicilan tersebut. Tauhid menyarankan agar perencanaan finansial dibuat dengan baik: "Sekitar 50 persen dari penghasilan digunakan untuk kebutuhan konsumsi, 30 persen untuk cicilan KPR, dan 20 persen sisanya untuk tabungan." Misalnya, jika penghasilan Anda Rp 8 juta, maka cicilan yang wajar adalah sekitar Rp 2 juta per bulan, agar tidak memberatkan keuangan rumah tangga.
Ketahui Risiko yang Mungkin Timbul
Mengajukan KPR memiliki risiko, salah satunya adalah ketidakstabilan pendapatan. "KPR biasanya berjangka panjang, antara 10 hingga 30 tahun. Jadi, sangat penting untuk memastikan penghasilan Anda stabil dalam jangka waktu yang panjang," ujar Tauhid. Selain itu, calon debitur juga perlu memperhatikan suku bunga yang berlaku. Pastikan Anda mengetahui apakah suku bunga yang ditawarkan bersifat tetap (fixed rate) atau dapat berubah seiring waktu. "Pemerintah bisa memberikan potongan bunga, tapi pastikan bunga tersebut tetap selama beberapa tahun," tambahnya.
Pastikan Tidak Memiliki Riwayat Pinjaman atau Masalah Keuangan
Sebelum mengajukan KPR, pastikan Anda tidak memiliki riwayat pinjaman online (pinjol) atau masalah keuangan lain yang dapat mempengaruhi keputusan bank. "Bank akan memeriksa riwayat kredit Anda, termasuk apakah Anda memiliki pinjaman online atau terlibat dalam kegiatan judi online," kata Tauhid. Jika terdeteksi adanya riwayat pinjaman atau masalah keuangan lainnya, kemungkinan pengajuan KPR akan ditolak.
Dengan mempersiapkan hal-hal di atas, Anda akan lebih siap dan bijak dalam mengajukan KPR. Persiapkan segala sesuatunya dengan matang agar proses pengajuan KPR berjalan lancar dan Anda bisa menikmati rumah impian tanpa penyesalan di kemudian hari.