Tren Pengambilalihan Nasabah KPR Diprediksi Akan Meningkat Seiring Tingginya Suku Bunga

Kamis, 27 Februari 2025 | 12:25:47 WIB
Tren Pengambilalihan Nasabah KPR Diprediksi Akan Meningkat Seiring Tingginya Suku Bunga

JAKARTA - Tren pengambilalihan nasabah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari satu bank ke bank lain diproyeksikan mengalami peningkatan di tengah situasi suku bunga yang masih relatif tinggi. Meskipun Bank Indonesia (BI) telah mengambil langkah menurunkan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin (bps) menjadi 5,75% dalam enam bulan terakhir, mayoritas bank di Indonesia tampaknya belum mengikuti arah tersebut dengan menurunkan bunga kredit pada segmen KPR, yang mengakibatkan adanya potensi perebutan nasabah existing.

Menurut Ruby Indra, Vice President (VP) Mortgage Product Development Bank Mandiri, situasi ini menciptakan peluang bagi tren take over nasabah KPR. "Kami melihat adanya kenaikan take over, dengan pengalihan nasabah KPR ke Bank Mandiri mencapai kisaran Rp 3 triliun sepanjang 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya," ungkap Ruby.

Ruby juga menambahkan bahwa meskipun peluang tersebut besar, proses pengambilalihan KPR bukanlah hal yang mudah bagi nasabah. "Nasabah akan dihadapkan oleh berbagai pertimbangan seperti retensi dari bank asal dan penalti yang berkisar antara 2% hingga 5%, bahkan ada yang mencapai 10%," tambah Ruby.

Bagi para nasabah yang berpikir untuk melakukan pengambilalihan KPR, keputusan tersebut sering kali dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, yakni perbandingan keuntungan dan kerugian dari biaya yang harus dibayar, baik untuk pelunasan KPR di bank asal maupun pengajuan baru di bank tujuan. Ruby menjelaskan bahwa, "Bila masuk dalam fase floating tanpa retensi dari bank asal, maka keputusan untuk melakukan take over cenderung lebih menguntungkan."

Bank Mandiri sendiri mengutamakan transparansi dalam memberikan informasi terkait opsi pengambilalihan kepada nasabah mereka. "Kami berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik, terutama kepada nasabah yang berasal dari ekosistem wholesale banking kami," ujar Ruby.

Senada dengan Ruby, Welly Yandoko, Executive Vice President (EVP) Consumer Loan BCA, mengungkapkan pemikiran yang sama. "Konsumen pada dasarnya akan selalu mencari produk yang paling menguntungkan, termasuk dalam konteks KPR. Salah satu pertimbangan utama adalah suku bunga yang ditawarkan," jelas Welly. Dengan kata lain, penawaran suku bunga yang lebih rendah dari bank-bank dapat menarik perhatian konsumen, baik yang belum memiliki KPR maupun yang sudah ingin memindahkan fasilitas KPR mereka ke bank lain.

Welly juga mencatat bahwa saat ini BCA belum terlalu agresif dalam mendorong pengambilalihan KPR. "Untuk saat ini, kami belum fokus pada pendataan terkait take over KPR," tambahnya.

Dalam konteks industri perbankan yang kompetitif ini, keputusan nasabah untuk melakukan pengambilalihan KPR bukan saja didorong oleh suku bunga, melainkan juga faktor lain seperti biaya, penalti, serta layanan yang ditawarkan oleh bank. Di tengah kondisi suku bunga yang bertahan pada tingkat tinggi, nasabah dihadapkan pada pilihan-pilihan strategis untuk mendapatkan fasilitas KPR yang lebih efisien dan menguntungkan secara finansial.

Sehubungan dengan kemungkinan meningkatnya tren ini, para bankir dan nasabah harus waspada dan bijak dalam mengevaluasi setiap aspek dari keputusan yang diambil. Fleksibilitas dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan pasar menjadi kunci bagi bank dalam menarik dan mempertahankan nasabah KPR.

Dengan adanya potensi persaingan antar bank yang kian sengit, transparansi, penawaran produk yang kompetitif, serta pelayanan optimal menjadi instrumen penting bagi bank untuk tetap relevan di mata nasabahnya. Bagi nasabah sendiri, keputusan untuk melakukan pengambilalihan tidak hanya berdampak pada jangka pendek, namun juga akan membentuk strategi keuangan mereka di masa mendatang.

Seiring dengan perkembangan tren ini, teruslah ikuti berita terbaru dari industri perbankan dan keuangan untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam dalam mengelola finansial anda secara bijak dan aman.

Terkini