Bursa Asia Pasifik Dibuka Variatif Setelah Penurunan Indeks Utama Wall Street

Rabu, 26 Februari 2025 | 09:13:42 WIB
Bursa Asia Pasifik Dibuka Variatif Setelah Penurunan Indeks Utama Wall Street

JAKARTA - Pasar saham di wilayah Asia-Pasifik dibuka dengan kondisi bervariasi pada Rabu, 26 Februari 2025. Ini mengikuti jejak dua indeks acuan utama Wall Street yang mengalami penurunan setelah dirilisnya data keyakinan konsumen Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dari perkiraan analis.

Pergerakan Pasar di Jepang Menurun

Di Jepang, bursa saham tampaknya masih belum menemukan momentum positif. Indeks Nikkei 225 dan Topix mengalami penurunan untuk hari kedua secara berturut-turut. Nikkei 225 turun 0,56% pada pembukaan perdagangan, sementara Topix melemah 0,44%. Hal ini mengindikasikan adanya tekanan jual yang membebani kedua indeks saham tersebut.

Positifnya Indeks di Korea Selatan

Beralih ke Korea Selatan, pasar saham menunjukkan tren kebalikan dengan Jepang. Indeks Kospi berhasil naik 0,12% di awal perdagangan. Indeks berkapitalisasi kecil, Kosdaq, juga mengalami penguatan sebesar 0,25%. Hal ini menunjukkan sentimen positif di antara para pelaku pasar di Korea Selatan, meskipun harus tetap waspada menghadapi fluktuasi global.

Penurunan Indeks di Australia

Di Australia, situasi tampak kurang menggembirakan. Indeks S&P/ASX 200 melemah 0,47%, memperpanjang rangkaian kerugian selama dua hari berturut-turut. Sejumlah investor tengah menantikan rilis data inflasi bulan Januari yang dijadwalkan akan dirilis, dengan hasil jajak pendapat Reuters memprediksi kenaikan inflasi sebesar 2,5% secara tahunan, stabil seperti bulan sebelumnya.

Hang Seng Berpotensi Menguat di Hong Kong

Di Hong Kong, posisi kontrak berjangka Hang Seng menunjukkan potensi pembukaan yang lebih tinggi. Kontrak ini berada di level 23.148, mengindikasikan mungkin ada sedikit optimisme dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di level 23.034,02. Pada hari ini, pemerintah Hong Kong juga dijadwalkan untuk mengajukan anggaran tahunan, yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar lebih lanjut.

Kondisi Terkini di Wall Street

Sementara itu, di Amerika Serikat, indeks-indeks utama Wall Street ditutup melemah di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut terkait pertumbuhan ekonomi dan perdagangan global. Indeks S&P 500 yang turun untuk kali keempat berturut-turut menurun 0,47% ke level 5.955,25. Nasdaq Composite juga terkoreksi sebesar 1,35% ke angka 19.026,39, dipimpin penurunan 2,8% saham Nvidia.

Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average mendapatkan sedikit angin segar, naik 159,95 poin atau 0,37% ke level 43.621,16. Namun, investor mulai mengalihkan fokus ke aset yang lebih aman. Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun turun, mencatat level terendah baru sejak Desember di bawah 4,3%.

Pernyataan dari Analis Pasar

Seorang analis pasar senior dari salah satu lembaga keuangan terkemuka di Tokyo menyatakan: “Situasi ini mencerminkan pergeseran sentimen investor terhadap risiko global. Para pelaku pasar tampaknya lebih berhati-hati dan bersiap menghadapi ketidakpastian yang mungkin muncul, terutama terkait dengan data ekonomi dari AS dan kebijakan moneter di berbagai negara.”

Aktivitas perdagangan di bursa Asia-Pasifik masih dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal, dan investor perlu terus memantau perkembangan kebijakan moneter global serta data ekonomi yang dapat mempengaruhi pasar lebih jauh. Dengan banyaknya ketidakpastian di pasar global saat ini, para pelaku pasar dipaksa untuk tetap waspada dan selektif dalam mengambil keputusan investasi.

Langkah-langkah ini penting untuk menjaga portofolio agar tetap terkendali dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang mungkin akan semakin kompleks. Investor dan analis akan terus melihat ke depan, memantau kebijakan lebih lanjut dari bank sentral serta perkembangan ekonomi lainnya yang dapat mempengaruhi perdagangan dan keputusan investasi secara keseluruhan.

Terkini